Senin, 26 November 2012

Mengenal Seasonal calendar (kalender musim) Masyarakat di perairan TN Komodo

Potensi dan informasi tentang suatu masyarakat yang akan menjadi sasaran kegiatan pemberdayaan masyarakat, haruslah benar-benar dipahami dan diketahui oleh pelaksana atau pendamping kegiatan pemberdayaan, sehingga kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang dilakukan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Salah satu cara untuk menggali potensi dan informasi masyarakat adalah dengan mengkaji kegiatan-kegiatan dan keadaan-keadaan yang terjadi berulang dalam suatu kurun waktu tertentu (musiman) dalam kehidupan masyarakat yang dituangkan kedalam ”kalender” kegiatan atau disebut Seasonal calendar (kalender musim) Masyarakat. Dari kelender musim, kita dapat mengetahui berbagai kegiatan dan keadaan yang dihadapi masyarakat, juga masalah dan peluang dalam waktu satu tahun musim. 


Berdasarkan hasil pengkajian desa yang dilakukan oleh Balai TN Komodo di Desa Papagarang dan Desa Pasir Panjang di Kecamatan Komodo, kalender musim masyarakat di perairan TN Komodo dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Dilihat dari kalender musim masyarakat di sepanjang perairan TN Komodo yang mayoritas bermatapencaharian sebagai nelayan, penangkapan hasil laut banyak tergantung kepada musim angin. Terdapat dua musim angin utama yaitu Musim Barat dan Musim Tenggara. Setiap musim mempunyai karakteristik tersendiri yang menentukan cara dan alat yang digunakan masyarakat untuk menangkap hasil laut. 

Angin Tenggara yang disebut juga Angin Musoon Timur adalah angin Musoon yang bertiup dari Australia menuju Asia melewati Indonesia. Angin Tenggara terjadi pada bulan Juni sampai Agustus. Pada musim angin ini, perairan TN Komodo biasanya mengalami musim kemarau, karena angin musoon Timur tidak membawa uap air. 


Pada Musim Tenggara, angin bertiup dengan kencang dan terjadi gelombang yang besar, sehingga masyarakat kesulitan mencari hasil laut. Pada musim ini, masyarakat biasanya jarang mencari hasil laut jauh ke tengah lautan lepas, mereka hanya mencari di sekitar selat dan laut yang terlindung menggunakan jaring dan mata pancing (hook). Musim ini sering dikatakan musim paceklik oleh masyarakat karena hasil tangkapan mereka kurang bagus. Pengambilan hasil laut yang banyak dilakukan pada musim ini adalah menyuluh Teripang pada malam hari. Menyuluh teripang adalah kegiatan menangkap Teripang dengan menggunakan tombak dan bantuan obor atau lampu untuk penerangan. 


Karena kesulitan mencari hasil laut selama Musim Tenggara, sebagian masyarakat nelayan terutama di Pulau Rinca, memanfaatkan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yakni Madu Hutan dan Angkor. Madu dimanfaatkan dengan cara-cara tradisional kemudian dipasarkan ke Ibukota Kabupaten Manggarai Barat yakni Labuan Bajo. Angkor adalah nama lokal yang diberikan masyarakat untuk tanaman Sycas rumphii atau pakis haji. Biji Angkor oleh masyarakat biasanya diambil dan dijadikan alternative karbohidrat pengganti nasi. 


Angin Barat adalah angin Musoon Barat yang bertiup dari Asia ke Australia melalui Indonesia dan terjadi pada bulan Desember-Pebruari. Angin Barat mengandung banyak uap air, karenanya saat terjadi angin Barat, perairan TN Komodo mengalami musim hujan. Musim Angin Barat merupakan musim yang cukup tenang, namun pada waktu-waktu tertentu, bisa terjadi hujan badai. Pada musim ini masyarakat bisa menangkap cumi-cumi dan dapat berlayar ke lautan lepas untuk mencari hasil laut. Selain itu, masyarakat khususnya kaum perempuan juga melakukan meting Teripang atau mencungkil karang untuk mencari Teripang saat air laut surut jauh. 


Selain Musim Tenggara dan Musim Barat, masyarakat juga mengenal Musim Pancaroba atau musim peralihan antara Musim Tenggara dan Musim Barat. Pada Musim Pancaroba, angin bertiup tidak menentu. Pada musim ini, dituntut pengalaman dan kepiawaian nelayan dalam membaca arah angin, agar dapat dengan tepat menentukan cara dan alat tangkap yang digunakan, maupun lokasi pengambilan hasil laut.

** Sumber: 1. PRA (Participatory Rural Appraisal ) Desa Pasir Panjang dan Desa Papagarang, Taman Nasional Komodo, 2012 
2. http://www.alpensteel.com/article/55-114-artikel-non-energi/186--data-angin-untuk-perikanan-dibutuhkan.html

Selasa, 20 November 2012

Angkor sebagai alternative pengganti karbohidrat

Angkor adalah nama lokal yang diberikan masyarakat Kampung Rinca untuk tumbuhan Cycas rumphii atau Pakis haji. Jika sebagian kita lebih mengenal Pakis haji sebagai tanaman hias, maka tidak demikian bagi masyarakat di Kampung Rinca, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kampung Rinca, Angkor lebih dikenal sebagai sumber karbohidrat alternative pengganti nasi. Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu ini oleh masyarakat Rinca telah dimulai sejak jaman nenek moyang mereka dahulu dan telah membudaya dan menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat. 


 Angkor yang memiliki bentuk seperti palem dengan tinggi mencapai 6 m dan memiliki buah yang berbentuk bulat telur berwarna coklat, banyak ditemukan di dataran Pulau Rinca, baik di dataran rendah sekitar pantai maupun di daerah dengan ketinggian hingga 500 mdpl. Secara alami, angkor banyak ditemukan di daerah-daerah lainnya di Indonesia mulai dari Pulau Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua. 




Pada musim paceklik, saat hasil tangkapan kurang bagus, nelayan di Kampung Rinca biasanya memanfaatkan buah angkor untuk kemudian diproses menjadi makanan. Biji tanaman yang masuk dalam family Cycadaceae ini sebenarnya mengandung racun yang bisa mematikan, karenanya sebelum dikonsumsi, biji angkor harus diproses terlebih dahulu untuk menghilangkan racunnya. Berdasarkan hasil PRA (Participatory Rural Appraisal) di Desa Pasir Panjang, bagan alur proses pemanfaatan biji angkor oleh masyarakat Kampung Rinca adalah sebagai berikut:  


  Dari bagan di atas, terlihat tahapan proses pemanfaatan biji Angkor mulai dari pemisahan biji angkor dari buahnya hingga biji angkor siap untuk dikonsumsi. Perendaman biji angkor dalam air laut pada bagan alir di atas, dimaksudkan untuk menghilangkan kandungan racunnya, sedangkan penjemuran di bawah sinar matahari dimaksudkan untuk menghilangkan kadar air sehingga dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama. 


Di daerah lain di Indonesia, seperti misalnya di Maluku, biji angkor dapat diolah lebih lanjut menjadi tepung dan dijadikan bahan dasar pembuatan berbagai jenis makanan daerah. Hal yang sama tentu bisa dilakukan di Kampung Rinca, dimana masyarkat sudah sangat familiar dengan angkor, hanya saja tahapan-tahapan proses pemanfaatan biji angkor harus benar-benar diperhatikan agar tidak berbahaya bagi kesehatan.


 Sumber: 1. PRA (Participatory Rural Appraisal ) Desa Pasir Panjang, Taman Nasional Komodo, 2012 2. http://www.chykoemoo.com/2011/05/cycas-rumphii.html

Dan Hari Ini

hari ini kantorku didemo oleh ormas yang menamakan dirinya Gerakan Mahasiswa dan Masyarakat Pesisir (Gemmpar). ini sebenarnya bukan yang pertama. pada tanggal 30 Agustus dan tanggal 12 dan 13 November 2012 Gempar juga berdemo. tuntutannya banyak salah satunya adalah penghapusan sistem zonasi di TN Komodo. Kalo demo yang pertama dan kedua adalah demo damai, demo yang ketiga hari ini sudah anarkis. kaca-kaca jendela di kantor pada pecah. saya sendiri yang ruangannya menghadap jalanan, sempat shock begitu ngeliat hujan batu tidak jauh dari sisi saya berdiri. kaca-kaca kantor banyak yang pecah. well,hari ini mungkin hari yang tidak akan saya lupa. 20 November 2012. kalo selama ini saya hanya melihat aksi anarkis di televisi, hari ini saya mengalaminya sendiri. Puji Tuhan bahwa saya ataupun teman2 baik-baik saja walaupun ada beberapa teman saya yang terluka terkena lemparan batu.

Jumat, 29 Juni 2012

Langkah Baru

Bersama, kita membuat langkah baru.Mulai dari sini, mulai hari ini, hingga hanya karena rancangan Tuhan bahwa kita harus mengakhirinya

Jumat, 08 Juni 2012

Tumbang

Emang seperti pohon tumbang, jatuh dan gak bisa ngapai2in. sejak hari senin subuh kemaren saya sakit.Dari hasil pemeriksaan Lab, saya diketahui mengidap malaria.
saya pertama kali terkena malaria pada tahun 2006 silam ketika saya bekerja di Pulau Mangole Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara.sejak itu, baru sekarang saya terkena malaria lagi.


sakit malaria adalah sakit yang paling tidak mengenakkan buatku, karna itu membuat lambung saya yang emang punya riwayat kurang bagus jadi berkontraksi buruk. Makan tak bisa dan jika makanpun akan selalu dimuntahkan.

hari ini, tepat hari kelima, semenjak saya terkena malaria. kemaren saya keluar dari rumah sakit dan langsung ke ruteng, istirahat di rumah.
hari ini keadaan sudah agak lebih baik, tidak muntah2 lagi walo masih harus mengkonsumsi obat2an yang banyaknya seabrek.
Justru karena sangar bored maka saya berinternetan dan menulis blog ini.


Setidaknya, sakit ini mengingatkan saya akan beberapa hal: pertama, saya bukan gatot kaca yang uratnya terbuat dari kawat, jadi gak pernah KO. tubuh butuh istirahat, sementara pola hidup saya selama ini sudah sangat kacau dengan istirahat yang kurang.

kedua,kebiasaan-kebiasaan buruk seperti minum kopi yang terlalu berlebihan kurang baik untuk saya yang lambungnya kurang kuat.

ketiga, hampir mirip dengan yang pertama dan kedua adalah makan teratur. karena pekerjaan atau kesibukan yang disibuk-sibukan :) saya sering menunda jam makan.

keempat, kurang berdoa dan kegereja. merasa terlalu percaya diri dengan kekuatan sendiri.

pada intinya, selama ini pola hidup saya sudah sangat salah.

setidaknya sakit ini mengingatkan saya akan salahnya pola hidup, dan dapat memperbaikinya.
Kembali ke titik nol dan memulainya lagi dengan jauh lebih baik.
Amin dalam Kristus :)

Minggu, 13 Mei 2012

Arti sebuah kehilangan

Semua orang pasti pernah mengalami kehilangan, baik sesuatu yang berharga ataupaun yang kurang berharga. saya dua kali mengalami kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Perih yang mirip tapi dengan kadar yang berbeda.


kehilangan pertama adalah kehilangan mantan pada akhir 2009 yang lalu. berbagai perasaan ada saat itu. hancur banget. Tapi, kali ini saya tidak ingin berbicara banyak pada kisah yang udah usang itu.


Kehilangan kedua adalah pada hari Rabu tanggal 10 Mei 2012 yang lalu pada jam 23.30 WITA. opa saya meninggal dunia. tak ada kata yang bener2 tepat untuk mewakilkan perasaan saya dikala itu. dunia rasanya jungkir balik.
Bapak Hendrikus Uru, nama opa saya itu, biasa saya dan semua anak serta cucu cucu memanggilnya dengan bapa iku.

Bapa iku meninggal saat usianya 94 tahun. usia yang tidak muda lagi. Bp iku adalah seorang petani yang berhasil menyekolahkan 6 orang anaknya. suatu prestasi yang luar biasa bagi seorang petani jaman dulu.

sosok yang dekat denganku. Ada banyak memori tentang bapa iku. kalo anggota kluargaku yang lain mengingat bp iku sbagai sosok yang keras, terutama pada anak2nya,saya mengingat sosok bpa iku sebagai sosok opa yang membuat saya melompat-lompat riang kalau dia datang ke rumah karena sudah pasti beliau akan mendongengkan saya sebelum tidur, tombo turuk begitu orang manggarai menyebutnya.

sosok yang sering menceritakan tentang sejarah Budaya Manggarai, yang di kemudian hari menjadi salah satu key informant dalam penelitian saya. Menjadi salah satu orang yang mendengar ketika saya lari dari dunia karena keterpurukan pada akhir 2009 silam. Intinya, sosok bpa iku adalah sosok yang membuat saya ingat akan senyuman, semangat, persaudaraan dan kerendahan hati. karenanya, kehilangan bapa iku membuat saya bener2 merasa sangat down.


Bapa iku memiliki arti penting buat aku, tdk hanya karna sebagian darahnya ada dalam nadiku, tp juga karna dgn cara-caranya dia hadir dalam episode2 pentingku,terutama di saat2 aku hanya bsa merangkak.

Satu yang menguatkan saya adalah bahwa semuanya terjadi menurut kehendak Tuhan. bahwa semua rancangan Tuhan adalah rancangan Damai Sejahtera.
Rest in Peace my beloved grandpa

Rabu, 25 April 2012

Seorang Yesus dari Kaca Mataku

Selamat Hari Raya Paskah kawan-kawan yang merayakannya, walau sudah lewat sekitar dua minggu, tetapi tidak apalah daripada tidak sama sekali. Hari ini saya ingin sekali menulis tentang seorang Yesus, bukan secara keseluruhan hidupnya tetapi hanya dalam 3 hari suci, mulai malam perjamuan terakhir hingga wafatnya di salib. Kenapa? Karena otak saya Cuma mampu sebegitu :).


Entah mengapa, pada paskah tahun ini ada satu hal yang terus2an masuk ke pikiran saya. Adalah pribadi Yesus. Bukan pribadinya sebagai Allah, tetapi pribadinya sebagai manusia. Dengan perbandingan pribadi saya sendiri dan orang-orang di sekitar saya, sangat sulit dipercaya bahwa ada manusia yang seperti Yesus.


Di perjamuan terakhir, Yesus membasuh kaki murid-muridnya. Hal yang biasanya dilakukan seorang hamba bagi tuannya. Yesus sangat rendah hati. Yesus melayani mereka, murid-muridnya. Teladan yang Dia beri. Dia pun mau kita melakukan hal yang sama. Rendah hati dan mau melayani sesama kita. Saya dalam keseharian sangat jauh dari itu. Seringnya tidak peduli dengan orang lain, terkadang munculnya kepedulian tergantung status sosial orang yang dihadapi, tidak tulus atau ada pamrih. Dengan bawahan di tempat kerja, ingin selalu dilayani. Egois, lebih suka menerima daripada memberi. Yesus yang oleh murid-muridnya dipanggil guru dan sangat dihormati, tidak berlaku sombong, Dia tidak memegahkan diri, Dia justru membasuh kaki mereka, para muridNya.


Yesus mengetahui semua yang akan terjadi, bahwa Dia akan dikhianati dan ditinggalkan, bahwa Dia akan disiksa dan akan wafat di Salib. Kemudian ditangkap,disiksa dan diadili secara tak adil. Dia tak pernah mundur, Dia berani menghadapi semuanya. Bisa saja Yesus berkompromi agar lepas dari semua tuduhan dan siksaan, tetapi tidak Dia lakukan. Dia tetap pada pendirianNya, pada keyakinanNya, pada kebenaran. Jaman sekarang ini sangat jarang kita ketemu orang berani memperjuangkan kebenaran, yang ada juga beraninya musiman, disaat ada kepentingan. Bagaimana dengan saya sendiri? Sama bos saja, kadang tidak berani mengeluarkan ide karena takut disemprot dan malu. Hebat emang Yesus ini, dia berani melawan ketidakadilan, berani mempertahankan kebenaran, walau resiko yang diperoleh bisa menghilangkan nyawa. Dia begitu berani hingga Ia dijatuhi hukuman mati.


Disiksa, didera, hingga dipaku pada salib, Yesus ditinggali oleh murid-muridnya. Orang-orang Yerusalem yang pernah diajarnya, yang beberapa hari seblumnya menyambutnya dengan gembira saat Ia memasuki Yerusalem, terbalik memaki dan menghujatnya. Semua yang dicintainya meninggalkan dia. Petrus si batu karang malahan menyangkal bahwa ia termasuk murid yesus. Hanya ada 3 orang yang begitu setia menemani yesus, yakni IbuNya, Maria Magdalena dan Yohanes. Sebelum mati di kayu salib, yesus malah mendoakan mereka semua, orang-orang yang menghianati dan menyiksa Dia. “Ya bapa, Ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat..” ck.ck.ck. mendoakan orang yang berbuat salah kepada kita. Berat banget ya..? ;)


semua kita pasti pernah merasa tersakiti oleh orang lain. Dan apa reaksi kita jika disakiti? Mungkin balas menyakiti, tapi rasa-rasanya sulit sekali untuk mendoakannya. Sakit yang teramat sakit pernah saya alami, lalu ditinggal oleh orang yang sangat saya cintai. Waktu itu saya ingat saya hancur banget, hingga kehilangan nalar, menangis, mencaci, mendendam. Mendoakan?tidak sama sekali. Dan Yesus? Dia tidak melakukan itu, Dia tetap penuh cinta. Itulah hebatnya Yesus. Entah terbuat dari apa ya hatinya Yesus ini. Emas murni 24 karat kali ya :)


Punya rasa kemanusiaan yang tinggi, rendah hati dan mau melayani, cinta yang luar biasa, berani, sabar, mengampuni bahkan mendoakan. Wah.. Yesus betapa saya begitu jauhnya dari sifat-sifatmu itu. Ajarkan aku Yesus memiliki sifat seperti sifatmu, mengikuti teladanmu dalam keseharianku, Amin.

Kamis, 02 Februari 2012

Akses Murah ke kawasan TN Komodo

Banyaknya pertanyaan teman2 kepada saya tentang akses ke kawasan TN Komodo melalui jalur darat, mendorong saya untuk membuat tulisan ini, khusus untuk menjawab pertanyaan tersebut. Diakui, kurangnya pengunjung lokal yang datang ke kawasan satu dari 7 keajaiban dunia ini adalah mahalnya transportasi untuk mencapainya, padahal ada cara yang bisa mengsave budget, tapi tetap mengasyikan, sangat pas untuk backpacker dan juga wisatawan yang punya banyak waktu dan menginginkan perjalanan dengan banyak tantangan.


Kawasan TN Komodo (TNK) berada di antara Pulau Sumbawa dan Pulau Flores di kepulauan Indonesia Timur. Secara administrativ pemerintahan termasuk dalam Wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur.



Lihat Komodo National Park di peta yang lebih besar



Untuk datang ke TN Komodo, pengunjung dapat menggunakan setidaknya 3 alternativ, pertama dengan menggunakan pesawat terbang, kedua dengan Kapal Laut dan yang ketiga menggunakan jalan darat. berikut ini akan saya uraikan satu persatu ketiga cara tersebut, terutama dari Denpasar hingga Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat sebagai pintu masuk ke kawasan TNK.


1. Dengan Pesawat Terbang
Dari Bandar Udara Internasional Ngurah Rai di Denpasar, Bali, pengunjung terbang menuju Bandar Udara Komodo di Labuan Bajo, Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Setiap hari tersedia penerbangan dari Denpasar ke Labuan Bajo yang disediakan oleh maskapai penerbangan yakni Trans Nusa, Wings Air, Sky Aviation dan Merpati. Harga tiket pesawat dari Denpasar-Labuan Bajo berkisar antara Rp700.000-Rp1.000.000, sedangkan pada peak season yakni bulan Juli-Oktober harga tiket bisa melambung hingga angka Rp1.500.000 bahkan lebih. Penerbangan dari Denpasar ke Labuan Bajo memakan waktu 45 menit hingga 1.5 jam.


2. Dengan Kapal Laut
Dari Denpasar ke Labuan Bajo, bisa juga dengan menggunakan kapal laut Pelni KM Tilong Kabila dari pelabuhan Benoa Denpasar ke Pelabuhan Komodo Labuan Bajo. Rute KM Tilong Kabila dari Denpasar-Labuan Bajo adalah Benoa (Denpasar)-Lembar (Mataram)-Bima (Bima)-Komodo (Labuan Bajo). Pelayaran dari Benoa ke Labuan Bajo biasanya setiap 2 minggu sekali, harga tiket Rp180.000 dan memakan waktu sekitar 33 jam. jadwal pelayaran dapat di cek di website Pelni (www.pelni.co.id)


3. Dengan Jalan Darat (Ferry)
Dengan perjalanan darat, biaya tiket ke Labuan Bajo bisa lebih murah dibandingkan dengan pesawat. Dari Terminal Ubung di Denpasar ke Terminal Dara di Bima, pengunjung dapat menggunakan Bis rute Denpasar-Bima dengan harga tiket sekitar Rp250.000. Pengunjung bisa menggunakan bis Safari Dharma Raya atau bis Langsung Indah. Bis dari Denpasar-Bima akan melewati Mataram dan Sumbawa. Harga bis biasanya sudah termasuk biaya penyebrangan Ferry Denpasar-mataram-Sumbawa, juga termasuk makan pagi, siang, malam.

Dari Terminal utama Dara di Bima, dilanjutkan dengan naik angkot ke Terminal luar kota Kumbe dengan tarif Rp5.000. Dari Terminal Kumbe, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan Bis umum menuju Pelabuhan Sape dengan tarif Rp20.000. Perjalanan dari Bima ke Pelabuhan Sape ditempuh kurang lebih 2 jam.

Dari Pelabuhan Sape menuju Labuan Bajo, pengunjung dapat menggunakan Ferry yang tersedia setiap hari dengan tarif Rp45.000 dengan lama pelayaran kurang lebih 8 jam.


Nah, demikian sekilas 3 cara untuk sampai ke Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat. Perlu kami sampaikan bahwa di kawasan TNK, hanya terdapat 2 pintu masuk yang dibuka bagi wisatawan, yakni Loh Buaya di Pulau Rinca dan Loh Liang di Pulau Komodo. Di Kedua Lokasi wisata ini terdapat satwa nasional Varanus komodoensis.

untuk mencapai Loh Buaya dan Loh Liang, ada 2 alternatif yang dapat digunakan yakni menggunakan boat charteran atau menggunakan boat taxi.

1. Boat charteran
Cara ini adalah yang paling umum digunakan dan paling fleksibel, karena dengan mencharter, kita bisa mengatur rute perjalanan kita misalnya dengan menyinggahi pulau-pulau kecil yang banyak terdapat di sekitar kawasan TNK. Harga charteran biasanya tergantung rute perjalanan kita. Jika hanya ke Loh Buaya karena letaknya tidak terlalu jauh dari Labuan Bajo, harga charteran berkisar antara Rp600.000-800.000, sedangkan ke Loh Liang berkisar antara Rp1.200.000
-1.500.000
(tergantung nego).
Pengunjung bisa menyewa boat melalui agen2 wisata di Labuan Bajo atau bisa mendatangi langsung pemilik/kapten boat yang biasanya ngetem di Pelabuhan Pelni Labuan Bajo.

2. Boat Taxi
Tidak ada boat taxi yang melayani rute Labuan Bajo-Loh Buaya/Loh Liang. Tetapi pengunjung bisa menggunakan boat taxi dengan rute Labuan Bajo kampung Rinca (P.Rinca) atau Labuan Bajo-kampung Komodo (P.Komodo) dengan tarif Rp20.000/orang. Dari kampung Rinca ke Loh Buaya dan Kampung Komodo ke Loh Liang bisa dilanjutkan dengan trekking yang cukup jauh. Untuk letak kampung Rinca dan kampung Komodo bisa dilihat di google earth di atas.
Cara ini memang jauh lebih murah, tetapi kurang fleksibel, terutama jadwal keberangkatan yang sering berubah-rubah.
Boat taxi ini tersedia tiap hari kecuali hari jumat dan boat-boat taxi ini biasanya ngetem di Pelabuhan ferrry Labuan Bajo (Samping Tempat Penitipan Ikan).


Tiket masuk ke TNK dapat diperoleh di 3 tempat penjualan tiket yakni di Pusat informasi TNK (Philemon) di Labuan Bajo, Di Loh Liang dan di Loh Buaya.
Untuk informasi tarif tiket, guide dan lain2 tentang informasi kawasan TNK dapat dibaca di website resmi TNK: www.komodo-park.com


Demikian sedikit info dari saya, semoga bermanfaat :)