Senin, 26 November 2012

Mengenal Seasonal calendar (kalender musim) Masyarakat di perairan TN Komodo

Potensi dan informasi tentang suatu masyarakat yang akan menjadi sasaran kegiatan pemberdayaan masyarakat, haruslah benar-benar dipahami dan diketahui oleh pelaksana atau pendamping kegiatan pemberdayaan, sehingga kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang dilakukan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Salah satu cara untuk menggali potensi dan informasi masyarakat adalah dengan mengkaji kegiatan-kegiatan dan keadaan-keadaan yang terjadi berulang dalam suatu kurun waktu tertentu (musiman) dalam kehidupan masyarakat yang dituangkan kedalam ”kalender” kegiatan atau disebut Seasonal calendar (kalender musim) Masyarakat. Dari kelender musim, kita dapat mengetahui berbagai kegiatan dan keadaan yang dihadapi masyarakat, juga masalah dan peluang dalam waktu satu tahun musim. 


Berdasarkan hasil pengkajian desa yang dilakukan oleh Balai TN Komodo di Desa Papagarang dan Desa Pasir Panjang di Kecamatan Komodo, kalender musim masyarakat di perairan TN Komodo dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Dilihat dari kalender musim masyarakat di sepanjang perairan TN Komodo yang mayoritas bermatapencaharian sebagai nelayan, penangkapan hasil laut banyak tergantung kepada musim angin. Terdapat dua musim angin utama yaitu Musim Barat dan Musim Tenggara. Setiap musim mempunyai karakteristik tersendiri yang menentukan cara dan alat yang digunakan masyarakat untuk menangkap hasil laut. 

Angin Tenggara yang disebut juga Angin Musoon Timur adalah angin Musoon yang bertiup dari Australia menuju Asia melewati Indonesia. Angin Tenggara terjadi pada bulan Juni sampai Agustus. Pada musim angin ini, perairan TN Komodo biasanya mengalami musim kemarau, karena angin musoon Timur tidak membawa uap air. 


Pada Musim Tenggara, angin bertiup dengan kencang dan terjadi gelombang yang besar, sehingga masyarakat kesulitan mencari hasil laut. Pada musim ini, masyarakat biasanya jarang mencari hasil laut jauh ke tengah lautan lepas, mereka hanya mencari di sekitar selat dan laut yang terlindung menggunakan jaring dan mata pancing (hook). Musim ini sering dikatakan musim paceklik oleh masyarakat karena hasil tangkapan mereka kurang bagus. Pengambilan hasil laut yang banyak dilakukan pada musim ini adalah menyuluh Teripang pada malam hari. Menyuluh teripang adalah kegiatan menangkap Teripang dengan menggunakan tombak dan bantuan obor atau lampu untuk penerangan. 


Karena kesulitan mencari hasil laut selama Musim Tenggara, sebagian masyarakat nelayan terutama di Pulau Rinca, memanfaatkan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yakni Madu Hutan dan Angkor. Madu dimanfaatkan dengan cara-cara tradisional kemudian dipasarkan ke Ibukota Kabupaten Manggarai Barat yakni Labuan Bajo. Angkor adalah nama lokal yang diberikan masyarakat untuk tanaman Sycas rumphii atau pakis haji. Biji Angkor oleh masyarakat biasanya diambil dan dijadikan alternative karbohidrat pengganti nasi. 


Angin Barat adalah angin Musoon Barat yang bertiup dari Asia ke Australia melalui Indonesia dan terjadi pada bulan Desember-Pebruari. Angin Barat mengandung banyak uap air, karenanya saat terjadi angin Barat, perairan TN Komodo mengalami musim hujan. Musim Angin Barat merupakan musim yang cukup tenang, namun pada waktu-waktu tertentu, bisa terjadi hujan badai. Pada musim ini masyarakat bisa menangkap cumi-cumi dan dapat berlayar ke lautan lepas untuk mencari hasil laut. Selain itu, masyarakat khususnya kaum perempuan juga melakukan meting Teripang atau mencungkil karang untuk mencari Teripang saat air laut surut jauh. 


Selain Musim Tenggara dan Musim Barat, masyarakat juga mengenal Musim Pancaroba atau musim peralihan antara Musim Tenggara dan Musim Barat. Pada Musim Pancaroba, angin bertiup tidak menentu. Pada musim ini, dituntut pengalaman dan kepiawaian nelayan dalam membaca arah angin, agar dapat dengan tepat menentukan cara dan alat tangkap yang digunakan, maupun lokasi pengambilan hasil laut.

** Sumber: 1. PRA (Participatory Rural Appraisal ) Desa Pasir Panjang dan Desa Papagarang, Taman Nasional Komodo, 2012 
2. http://www.alpensteel.com/article/55-114-artikel-non-energi/186--data-angin-untuk-perikanan-dibutuhkan.html

Tidak ada komentar: