Selasa, 18 Desember 2007

Awal mula Perayaan Natal

Syallom....
Tak Terasa sebentar lagi kita akan merayakan Christmas, gaung perayaan ini sudah dapat kita rasakan hari-hari belakangan. Rumah-rumah mulai dihiasi pohon dan kandang natal, wangi kue yang dibakar sudah mulai tercium dari rumah-ruah dan juga orang-orang mulai giat bersih-bersih mulai dari bersih rumah, gereja dan yang paling penting membersihkan hati.
Mengenai perayaan Natal itu sendiri sebenarnya belum dirayakan oleh jemaat Kristen mula-mula, pada awalnya yang dirayakan hanyalah pesta Paska (ingat pesan Yesus pada perjamuan terakhir...."Lakukanlah ini sebagai peringatan akan Daku..."). Lantas, kenapa juga kita mesti merayakan Natal kalo memang tidak diperintahkan oleh Yesus?

Tahun berapakah tepatnya Yesus lahir?
Sebagian dari kita dengan beranggapan bahwa dalam bahasa Inggris ada sebutan B.C. (Before Christ) atau sebelum Masehi untuk menyebut tahun-tahun sebelum kelahiran Kristus dan A.D.(Anno Domini) atau Masehi untuk tahun sesudahnya, maka mereka menganggap Yesus lahir tepat pada tahun 0 Masehi, padahal tahun 0 sebelum Masehi atau tahun 0 Masehi tidak pernah ada. Jadi tahun berapakan Yesus lahir?

Menurut catatan Flavius Josephus, seorang ahli sejarah yang hidup pada tahun 37-100 Masehi, Herodes yang disebutkan dalam Matius 2:1 adalah Herodes Agung, yang hidup dari tahun 73-4 SM. Raja Herodes inilah yang menyebabkan Yesus diungsikan ke Mesir. Baru setelah kematiannya, Yesus kembali dari pengungsian (Mat.2:19-20). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan, bahwa Yesus dilahirkan sekurang-kurangnya beberapa tahun atau bulan sebelum 4SM, diperkirakan pada tahun 5 SM.

Lalu bagaimana dengan bulan kelahirannya?
Apabila kita melihat peta, maka kita dapat menemukan bahwa Israel terletak di sebelah Utara garis Khatulistiwa, hampir sejajar dengan Jepang, yang berarti bulan Desember adalah musim dingin. Bagaimana dengan catatan Injil yang menyatakan ”Gembala-gembala menjaga kawanan domba mereka pada waktu malam” (Bdk. Lukas 2:8) Hal ini menunjukkan Yesus tidak dilahirkan pada bulan Desember.

Pada abad pertama sampai akhir abad ketiga dunia dikuasai oleh kekaisaran Romawi yang menganut kepercayaan paganisme (menyembah berhala). Pada masa itu orang-orang Kristen banyak yang dikejar-kejar dan dibunuh. Masyarakat Romawi mempunyai perayaan setiap tanggal 25 Desember untuk menyembah matahari (sebagai dewa) yang kembali ke belahan bumi utara, atau mereka sebut sebagai hari kelahiran dewa matahari. Perayaan tersebut dirayakan dengan menyiapkan masakan khusus, menghiasi rumah dengan daun-daun hijau, menyanyi bersama dan tukar menukar kado. Setelah Kaisar Konstantine naik tahta dan menjadi Kristen, dia kemudian menjadikan agama Kristen sebagai agama Negara. Kaisar Konstantine kemudian memerintahkan rakyatnya untuk tidak lagi menyembah matahari sebagai dewa, tetapi menyembah Yesus, Tuhan yang sesungguhnya. Kemudian tanggal 25 Desember yang biasanya dirayakan sebagai hari kelahiran (kedatangan) dewa matahari kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran Yesus. Tercatat perayaan Natal yang pertama dilaksanakan pada tanggal 25 Desember tahun 336 Masehi, kebiasaan-kebiasaan rakyat yakni menghiasi rumah, tukar-menukar kado, menyanyi bersama tetap dilakukan hanya saja sudah memiliki makna yang berbeda yakni tidak lagi untuk menyambut kedatangan dewa matahari tetapi menyambut kedatangan Yesus sang Pembawa Damai.

Asal Usul Pohon Natal
Tradisi pohon Natal berawal dari jaman pra-kristen. Pada masa itu bangsa Celtic menyembah pohon pinus sebagai dewa bel (dewa matahari), namun setelah mereka menganut agama Kristen dan mengenal Yesus, mereka tidak lagi menyembah pohon pinus, namun menyembah pohon kehidupan yang tidak akan pernah mati yakni Yesus Kristus. Sejak itu pohon pinus dijadikan lambang Natal, dengan makna yang sama sekali baru, bukan lagi sebagai dewa matahari melainkan untuk mengingatkan manusia akan pohon kehidupan yakni Yesus Kristus.
Tradisi menghias pohon Natal dimulai di Riga, Latvia (1510 M). Saat itu Marthin Luther yang sedang berjalan-jalan terkesima oleh keindahan pucuk-pucuk pohon pinus yang berbalut salju tipis. Marthin Luther kemudian memasukkan pohon pinus ke dalam rumah dan menghiasinya dengan lilin agar anak-anaknya dapat menikmati juga keindahan pohon pinus tersebut.

Santa Klaus
Santa Klaus adalah seorang pastur di Myra, seorang yang sangat murah hati. Dia memiliki kebiasaan memberikan hadiah kepada tiga anak seorang wanita miskin. Pada tahun 1100 di banyak Negara-negara Eropa, Santa Klaus kemudian menjadi lambang usaha saling memberi.

Sekarang kita sudah tau kalo Yesus ternyata tidak lahir pada tanggal 25 Desember dan perayaan Natal berasal dari perayaan bangsa Romawi kuno untuk menyembah dewa matahari dan semua itu cukup sebagai pengetahuan kita saja. Kita tidak perlu berkutat pada permasalahan tanggal berapa sebenarnya Yesus lahir dan membuat kita mengkeramatkan tanggal tertentu dari pada yang lain, yang pada akhirnya justru akan melupakan bahwa Rahmat, Kasih dan Anugrah-Nya selalu baru dan melimpah setiap hari.

Kesalahan tanggal ataupun tahun kelahiran Yesus tidak akan berpengaruh terhadap Iman dan kepercayaan kita kepada-Nya. Belakangan ini banyak tuduhan dari berbagai pihak yang mengatakan bahwa dengan merayakan Natal berarti umat kristen melestarikan upacara kaum kafir, tetapi sesungguhnya adalah bahwa kita merayakan Natal untuk mengingatkan kita umat manusia akan kebesaran dan kebaikan Allah yang telah menganugerahkan PutraNya Yesus Kristus dan membawa damai sejahtera bagi kita manusia.
Dalam merayakan Natal, yang lebih utama dan terutama harus kita pikirkan sebagai murid-murid Kristus adalah hadiah atau komitmen apa yang akan kita berikan sebagai persembahan kepada Kristus, pada saat kita memperingati hari kelahiran-Nya?

* Dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar: