Tanggal 24 Agustus 2007 jam 12.00 WIT kemarin, saya yang sedang berada di industri PT.Mangole Timber Producers di Mangole Maluku Utara ditelepon oleh atasan dari Manado. Beliau meminta saya untuk segera datang ke PT.Tunggal Agathis Indah Wood Industrie (Taiwi) di Sidangole Pulau Halmahera bagian Barat.
PT. Taiwi merupakan salah satu perusahaan kayu yang bersama-sama perusahaan tempat saya bekerja bernaung di bawah group perusahaan PT.Barito Pacific Tbk. dan kebetulan juga Direktur perusahaan tempat saya bekerja juga merupakan Direktur PT.Taiwi.
Saat ditelpon, atasan saya tidak memberitahukan secara pasti, dengan tujuan apa saya diminta datang ke Sidangole, beliau hanya meminta saya segera menyiapkan surat tugas dan segala keperluan pribadi yang cukup karena saya mungkin berada disana dalam jangka waktu yang cukup lama.
Setelah ditelpon, saya kemudian kembali ke mess untuk makan siang dan menyiapkan segala keperluan pribadi untuk keberangkatan saya. Kebetulan jam 4 sore ada jadwal kapal motor yang akan berangkat ke Ternate, maka semua persiapan dilakukan dengan expres. Jam 14.30 WIT saya kembali ke kantor mengurus segala administrasi dan biaya perjalanan dinas. Untungnya para staff bagian umum mau membantu mempercepat pengurusan administrasi.
Jam 4 sore saya kemudian berangkat ke pelabuhan Falabisahaya yang berada di dalam lokasi perusahaan tempat saya bekerja. Tiba di pelabuhan, saya dan para penumpang lainnya harus menunggu keberangkatan kapal sedikit lebih lama dari jadwal karena banyaknya muatan kapal. Oya di kapal saya bertemu pa Thomas Noya dari camp HTI Mandafuhi yang ternyata bersama saya dipanggil atasan kami ke PT.Taiwi.
wah..ternyata saya tidak sendiri berangkat ke Sidangole, lumayanlah ada yang bisa diajak tukar pikiran.
Jam 17.00 WIT bel panjang tanda kapal segera diberangkatkan berbunyi dan saat itu baru saya menyadari bahwa Kodak digital saya ketinggalan di dalam laci di kamar. Mau kembali ke mess sudah tidak mungkin rasanya, terpaksa perjalanan saya kali ini tanpa si teman setia perjalanan dan si merah N76 boleh bersorak ria karena kameranya yang akan saya andalkan untuk mengabadikan moment.
Baru sekitar 15 menit meninggalkan pelabuhan Falabisahaya, ombak sudah dengan senangnya menghantam kapal KM Intim Teratai yang saya tumpangi. Karena perut saya tidak pernah bisa beradaptasi dengan hantaman ombak saya lalu segera makan dan minum antimo dan langsung terbang ke alam tidur.
Pelayaran ke Ternate yang biasanya ditempuh dalam waktu 10 jam, saat itu harus menelan waktu selama 12 jam. Tanggal 25 Agustus Jam 05.00 WIT kami tiba di Ternate. Di sana pegawai dari kantor perwakilan Ternate sudah menjemput kami. Kami lalu di bawa ke kantor Ternate untuk minum dan sarapan pagi.
Setelah beristirahat sebentar, jam 08.00 kami lalu diantar kembali ke pelabuhan untuk berangkat kembali ke Sidangole. Di Pelabuhan Speed boat PT.Taiwi sudah menunggu untuk menjemput saya dan pa Thomas.
Perjalanan dari Ternate ke Sidangole ditempuh dalam waktu 45 menit. Waktu yang Cuma sebentar itu saya pergunakan sebaik2nya untuk menikmati pemandangan di sepanjang pesisir pantai.
Tiba di pelabuhan perusahaan PT.Taiwi di Sidangole kami sudah ditunggu oleh seorang sopir yang kemudian langsung mengantar kami ke kantor PSDA PT.Taiwi. Tiba di sana kami baru diberitahu bahwa atasan saya ternyata pagi hari tadi sudah berangkat ke Surabaya karena ada urusan keluarga yang sangat mendadak. Kami kemudian hanya bertemu dengan bapak Subyiantoro selaku Kepala Bidang PSDA. Pa Subyiantoro ini kemudian baru menjelaskan ternyata maksud kami dipanggil adalah untuk kemudian akan ditugaskan ke PT.Barito Nusantara Indah (BNI) sebuah perusahaan HPH anak perusahaan Barito Pacific Tbk.juga yang berada di Kalimantan Timur pada tanggal 28 Agustus 2008. Selain kami juga akan berangkat bersama kami Pa Broto dari PT.Taiwi. Kami diberangkatkan ke sana dalam rangka membantu persiapan PT.BNI dalam rangka penilaian Pengusahaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHPL) oleh Lembaga Penilai Independen.
Wah..wah..saya dan Pa Tomas sangat-sangat terkejut, karena sebelumnya kami sama sekali tidak menyangka akan ditugaskan jauh ke Kalimantan dan saya tidak memiliki persiapan yang cukup untuk masuk camp, tetapi di satu sisi saya juga senang karena telah lama saya berkeinginan pergi ke Kalimantan Timur dan minum air sungai Mahakam. Sebenarnya tahun 2002 saya juga pernah menginjakkan kaki di Pontianak Kalimantan Barat, tetapi belum pernah sampai ke Sungai Mahakam.
Setelah lama berbincang dengan Pa Subyantoro kami lalu diantar ke Mess Taiwan untuk beristirahat dan baru akan meneruskan perjalanan ke Manado dan kemuddian Balikpapan pada tanggal 27 Agustus 2008.
Sesuai dengan namanya, ternyata mess ini ditempati oleh orang2 Taiwan yang bekerja di PT.Taiwi. Awalnya bapak2 Taiwan ini terkesan tertutup, tetapi setelah kami ikut bergabung bersama mereka di ruang tv baru ketahuan ternyata mereka asyik-asyik juga. Kami kemudian berbincang tentang banyak hal, tentang kesan mereka bekerja di PT.Taiwi dengan suasana kehidupan yang fanatic (mayoritas karyawan beragama islam), tentang bagaimana bedanya suasana tersebut dengan kehidupan di negara mereka sendiri atau juga dengan kota-kota lain di Indonesia seperti Balikpapan.
O ya bapak-bapak ini ternyata sudah banyak mengunjungi daerah2 di Indonesia, bahkan mereka pernah juga sampai ke Papua dan dari semua daerah2 tersebut, kehidupan keagamaan yang paling fanatic adalah di Maluku Utara. Mereka sendiri sebenarnya sudah sangat ingin pindah dari PT.Taiwi hanya saja Owner Perusahaan ini di Jakarta masih meminta untuk bertahan.
Perbincangan kami juga menjalar sampai ke hal-hal pribadi seperti keluarga dan kehidupan masyarakat Indonesia ataupun Malaysia di perbatangan Kalimantan Barat Engrikang. Ngobrol dengan bapak2 ini seru juga, bahasa Indonesia mereka yang terpata-patah dan dicampur dengan English memberi keseruan tersendiri.
Dua hari berada di Halmahera, saya juga menyempatkan diri untuk berjalan2 di sekitar daerah industri PT.Taiwi, maklum saja ini adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di Pulau ini. Mess Taiwan yang kami tempati tepat berada di pinggir pantai. Merasakan tiupan angin laut di bawah rimbunan pohon2 cemara adalah sutu kenikmatan tersendiri. O ya di PT.Taiwi ini lingkungannya sangat bersih, setiap pagi ada petugas kebersihan yang membersihkan lingkungan yang banyak ditumbuhi oleh pohon cemara. Jalan di dalam lingkungan perusahaan juga semuanya sudah teraspal sehingga memberi kesan bersih. Hal ini menjadi salah satu perbedaaan antara lingkungan perusaaan PT.Taiwi dengan PT.Mangtip tempat saya bekerja. Kalau di kompleks PT.Mangtip, hanya jalan2 di dalam pabrik yang teraspal sedangkan di luar pabrik hanya diperkeras dengan quary.
Hal lain yang membedakan adalah luas kompleks perusahaan. PT.Taiwi memiliki lahan pabrik maupun kompleks perusahaan yang tidak begitu luas. Dari pengamatan saya pula terlihat mess karyawan ataupun Direksi PT.Taiwi tidaklah sebagus mess karyawan ataupun bumi SBK milik PT.Mangtip. Untuk kesejahteraan karyawan, indicator yang diam2 saya amati adalah makanan dan masalah PHK.
Menu makanan di PT.Taiwi enak2 dan bervariatif, lauknya ada 3 jenis, berbeda dengan PT.Mangtip yang cuman 2 (tukang makan nich.. J). Tentang pengurusan PHK baik oleh perusahaan maupun atas kemauan dari karyawan, PT.Taiwi memberlakukan pembayaran pesangon dikali 2. (paling bikin siryk nich.. J)
Terlepas dari semua perbedaan perusahaan saya dengan perusahaan sepupu, mengunjungi PT.Taiwi memberikan kesenangan tersendiri buat saya (wah..akhirnya menginjakkan kaki ke Halmahera.. J), setidaknya ini mengurangi jatah menginjakkan kaki di Pulau2 Indonesia J.
Setelah menghabiskan waktu dua hari di Halmahera, tanggal 27 Agustus jam 08.00 WIT, saya bersama pak Broto dan pa Thomas, berangkat ke Ternate dengan speed boat, untuk kemudian mengambil penerbangan ke Manado.
Pulang Ke Manado
Penerbangan dari Bandara Sultan Babbulah Ternate ke Bandara Sam Ratulangi Manado ditempuh dalam waktu 45 menit. Dari Ternate, kami berangkat pada pukul 15.00 WIT. Karena Ternate dan Manado berada pada zona waktu yang berbeda, maka kami tiba di Manado pada pukul 14.45 WITA. Tiba di Manado, kami telah dijemput oleh pa Muksin dari perwakilan PT.Taiwi di Manado. Dari bandara kami kemudian di antar ke Hotel, sebenarnya saya ingin nginap di mess, tetapi karena kami satu tim, maka saya dan pa Thomas mengalah untuk menemani pa Broto di Hotel. Setelah tiba di Hotel dan beristirahat sebentar, saya dan Pa Thomas kemudian pergi ke Kantor kami di jalan Yos Sudarso Paal Dua Manado dan juga mengunjungi mess yang hanya terletak di belakang kantor.
Setelah melapor ke atasan saya dan ngobrol dikit sama teman2 (gak boleh lama2, ntar ngeganggu kerjaan mereka J), saya menyempatkan diri untuk ngeblog dan menulis catatan kecil ini. Jam 16.30 WITA, jam kantor selesai, setelah ngunjungi mess sejenak, saya dan pa Thomas kemudian jalan2 dan makan untuk selanjutkan pulang kembali ke hotel pada jam 21.00 WITA. Menyiapkan otot2 untuk melanjutkan perjalanan esok hari tanggal 28 Agustus 2007 jam 07.00 WITA menuju ke Balikpapan dan Samarinda.
Borneo…I will Come……….!!!!
PT. Taiwi merupakan salah satu perusahaan kayu yang bersama-sama perusahaan tempat saya bekerja bernaung di bawah group perusahaan PT.Barito Pacific Tbk. dan kebetulan juga Direktur perusahaan tempat saya bekerja juga merupakan Direktur PT.Taiwi.
Saat ditelpon, atasan saya tidak memberitahukan secara pasti, dengan tujuan apa saya diminta datang ke Sidangole, beliau hanya meminta saya segera menyiapkan surat tugas dan segala keperluan pribadi yang cukup karena saya mungkin berada disana dalam jangka waktu yang cukup lama.
Setelah ditelpon, saya kemudian kembali ke mess untuk makan siang dan menyiapkan segala keperluan pribadi untuk keberangkatan saya. Kebetulan jam 4 sore ada jadwal kapal motor yang akan berangkat ke Ternate, maka semua persiapan dilakukan dengan expres. Jam 14.30 WIT saya kembali ke kantor mengurus segala administrasi dan biaya perjalanan dinas. Untungnya para staff bagian umum mau membantu mempercepat pengurusan administrasi.
Jam 4 sore saya kemudian berangkat ke pelabuhan Falabisahaya yang berada di dalam lokasi perusahaan tempat saya bekerja. Tiba di pelabuhan, saya dan para penumpang lainnya harus menunggu keberangkatan kapal sedikit lebih lama dari jadwal karena banyaknya muatan kapal. Oya di kapal saya bertemu pa Thomas Noya dari camp HTI Mandafuhi yang ternyata bersama saya dipanggil atasan kami ke PT.Taiwi.
wah..ternyata saya tidak sendiri berangkat ke Sidangole, lumayanlah ada yang bisa diajak tukar pikiran.
Jam 17.00 WIT bel panjang tanda kapal segera diberangkatkan berbunyi dan saat itu baru saya menyadari bahwa Kodak digital saya ketinggalan di dalam laci di kamar. Mau kembali ke mess sudah tidak mungkin rasanya, terpaksa perjalanan saya kali ini tanpa si teman setia perjalanan dan si merah N76 boleh bersorak ria karena kameranya yang akan saya andalkan untuk mengabadikan moment.
Baru sekitar 15 menit meninggalkan pelabuhan Falabisahaya, ombak sudah dengan senangnya menghantam kapal KM Intim Teratai yang saya tumpangi. Karena perut saya tidak pernah bisa beradaptasi dengan hantaman ombak saya lalu segera makan dan minum antimo dan langsung terbang ke alam tidur.
Pelayaran ke Ternate yang biasanya ditempuh dalam waktu 10 jam, saat itu harus menelan waktu selama 12 jam. Tanggal 25 Agustus Jam 05.00 WIT kami tiba di Ternate. Di sana pegawai dari kantor perwakilan Ternate sudah menjemput kami. Kami lalu di bawa ke kantor Ternate untuk minum dan sarapan pagi.
Setelah beristirahat sebentar, jam 08.00 kami lalu diantar kembali ke pelabuhan untuk berangkat kembali ke Sidangole. Di Pelabuhan Speed boat PT.Taiwi sudah menunggu untuk menjemput saya dan pa Thomas.
Perjalanan dari Ternate ke Sidangole ditempuh dalam waktu 45 menit. Waktu yang Cuma sebentar itu saya pergunakan sebaik2nya untuk menikmati pemandangan di sepanjang pesisir pantai.
Tiba di pelabuhan perusahaan PT.Taiwi di Sidangole kami sudah ditunggu oleh seorang sopir yang kemudian langsung mengantar kami ke kantor PSDA PT.Taiwi. Tiba di sana kami baru diberitahu bahwa atasan saya ternyata pagi hari tadi sudah berangkat ke Surabaya karena ada urusan keluarga yang sangat mendadak. Kami kemudian hanya bertemu dengan bapak Subyiantoro selaku Kepala Bidang PSDA. Pa Subyiantoro ini kemudian baru menjelaskan ternyata maksud kami dipanggil adalah untuk kemudian akan ditugaskan ke PT.Barito Nusantara Indah (BNI) sebuah perusahaan HPH anak perusahaan Barito Pacific Tbk.juga yang berada di Kalimantan Timur pada tanggal 28 Agustus 2008. Selain kami juga akan berangkat bersama kami Pa Broto dari PT.Taiwi. Kami diberangkatkan ke sana dalam rangka membantu persiapan PT.BNI dalam rangka penilaian Pengusahaan Hutan Alam Produksi Lestari (PHPL) oleh Lembaga Penilai Independen.
Wah..wah..saya dan Pa Tomas sangat-sangat terkejut, karena sebelumnya kami sama sekali tidak menyangka akan ditugaskan jauh ke Kalimantan dan saya tidak memiliki persiapan yang cukup untuk masuk camp, tetapi di satu sisi saya juga senang karena telah lama saya berkeinginan pergi ke Kalimantan Timur dan minum air sungai Mahakam. Sebenarnya tahun 2002 saya juga pernah menginjakkan kaki di Pontianak Kalimantan Barat, tetapi belum pernah sampai ke Sungai Mahakam.
Setelah lama berbincang dengan Pa Subyantoro kami lalu diantar ke Mess Taiwan untuk beristirahat dan baru akan meneruskan perjalanan ke Manado dan kemuddian Balikpapan pada tanggal 27 Agustus 2008.
Sesuai dengan namanya, ternyata mess ini ditempati oleh orang2 Taiwan yang bekerja di PT.Taiwi. Awalnya bapak2 Taiwan ini terkesan tertutup, tetapi setelah kami ikut bergabung bersama mereka di ruang tv baru ketahuan ternyata mereka asyik-asyik juga. Kami kemudian berbincang tentang banyak hal, tentang kesan mereka bekerja di PT.Taiwi dengan suasana kehidupan yang fanatic (mayoritas karyawan beragama islam), tentang bagaimana bedanya suasana tersebut dengan kehidupan di negara mereka sendiri atau juga dengan kota-kota lain di Indonesia seperti Balikpapan.
O ya bapak-bapak ini ternyata sudah banyak mengunjungi daerah2 di Indonesia, bahkan mereka pernah juga sampai ke Papua dan dari semua daerah2 tersebut, kehidupan keagamaan yang paling fanatic adalah di Maluku Utara. Mereka sendiri sebenarnya sudah sangat ingin pindah dari PT.Taiwi hanya saja Owner Perusahaan ini di Jakarta masih meminta untuk bertahan.
Perbincangan kami juga menjalar sampai ke hal-hal pribadi seperti keluarga dan kehidupan masyarakat Indonesia ataupun Malaysia di perbatangan Kalimantan Barat Engrikang. Ngobrol dengan bapak2 ini seru juga, bahasa Indonesia mereka yang terpata-patah dan dicampur dengan English memberi keseruan tersendiri.
Dua hari berada di Halmahera, saya juga menyempatkan diri untuk berjalan2 di sekitar daerah industri PT.Taiwi, maklum saja ini adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di Pulau ini. Mess Taiwan yang kami tempati tepat berada di pinggir pantai. Merasakan tiupan angin laut di bawah rimbunan pohon2 cemara adalah sutu kenikmatan tersendiri. O ya di PT.Taiwi ini lingkungannya sangat bersih, setiap pagi ada petugas kebersihan yang membersihkan lingkungan yang banyak ditumbuhi oleh pohon cemara. Jalan di dalam lingkungan perusahaan juga semuanya sudah teraspal sehingga memberi kesan bersih. Hal ini menjadi salah satu perbedaaan antara lingkungan perusaaan PT.Taiwi dengan PT.Mangtip tempat saya bekerja. Kalau di kompleks PT.Mangtip, hanya jalan2 di dalam pabrik yang teraspal sedangkan di luar pabrik hanya diperkeras dengan quary.
Hal lain yang membedakan adalah luas kompleks perusahaan. PT.Taiwi memiliki lahan pabrik maupun kompleks perusahaan yang tidak begitu luas. Dari pengamatan saya pula terlihat mess karyawan ataupun Direksi PT.Taiwi tidaklah sebagus mess karyawan ataupun bumi SBK milik PT.Mangtip. Untuk kesejahteraan karyawan, indicator yang diam2 saya amati adalah makanan dan masalah PHK.
Menu makanan di PT.Taiwi enak2 dan bervariatif, lauknya ada 3 jenis, berbeda dengan PT.Mangtip yang cuman 2 (tukang makan nich.. J). Tentang pengurusan PHK baik oleh perusahaan maupun atas kemauan dari karyawan, PT.Taiwi memberlakukan pembayaran pesangon dikali 2. (paling bikin siryk nich.. J)
Terlepas dari semua perbedaan perusahaan saya dengan perusahaan sepupu, mengunjungi PT.Taiwi memberikan kesenangan tersendiri buat saya (wah..akhirnya menginjakkan kaki ke Halmahera.. J), setidaknya ini mengurangi jatah menginjakkan kaki di Pulau2 Indonesia J.
Setelah menghabiskan waktu dua hari di Halmahera, tanggal 27 Agustus jam 08.00 WIT, saya bersama pak Broto dan pa Thomas, berangkat ke Ternate dengan speed boat, untuk kemudian mengambil penerbangan ke Manado.
Pulang Ke Manado
Penerbangan dari Bandara Sultan Babbulah Ternate ke Bandara Sam Ratulangi Manado ditempuh dalam waktu 45 menit. Dari Ternate, kami berangkat pada pukul 15.00 WIT. Karena Ternate dan Manado berada pada zona waktu yang berbeda, maka kami tiba di Manado pada pukul 14.45 WITA. Tiba di Manado, kami telah dijemput oleh pa Muksin dari perwakilan PT.Taiwi di Manado. Dari bandara kami kemudian di antar ke Hotel, sebenarnya saya ingin nginap di mess, tetapi karena kami satu tim, maka saya dan pa Thomas mengalah untuk menemani pa Broto di Hotel. Setelah tiba di Hotel dan beristirahat sebentar, saya dan Pa Thomas kemudian pergi ke Kantor kami di jalan Yos Sudarso Paal Dua Manado dan juga mengunjungi mess yang hanya terletak di belakang kantor.
Setelah melapor ke atasan saya dan ngobrol dikit sama teman2 (gak boleh lama2, ntar ngeganggu kerjaan mereka J), saya menyempatkan diri untuk ngeblog dan menulis catatan kecil ini. Jam 16.30 WITA, jam kantor selesai, setelah ngunjungi mess sejenak, saya dan pa Thomas kemudian jalan2 dan makan untuk selanjutkan pulang kembali ke hotel pada jam 21.00 WITA. Menyiapkan otot2 untuk melanjutkan perjalanan esok hari tanggal 28 Agustus 2007 jam 07.00 WITA menuju ke Balikpapan dan Samarinda.
Borneo…I will Come……….!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar