Seperti pernah saya bilang pada tulisan saya sebelumnya bahwa saya dan kopi adalah dua hal yang sulit rasanya terpisahkan. Lahir dan besar di daerah dengan komoditi pertanian unggulan kopi, membuat ngopi adalah suatu yang sudah sangat biasa bagi saya. Menikmati kopi bukan hanya soal memberikan semangat atau menahan ngantuk. Tetapi juga seni. Seni mengatur komposisi yang pas antara sesendok kopi dan sejumput gula. Menyeruput dan menikmati aromanya hingga yang tersisa hanya ampas di pantat cangkir. Bahkan dari ampas yang tersisa inipun, masih juga menyimpan kenikmatan tersendiri. Toto kopi, begitu orang Manggarai di Flores Nusa Tenggara Timur menyebutnya.
Toto dalam bahasa Manggarai berarti memperlihatkan. Toto kopi adalah cara unik untuk meramal masa depan dengan melihat pola yang terbentuk oleh ampas kopi di pantat mok (mug/cangkir). Setelah kopi dalam mok habis, mok tersebut kemudian ditelungkupkan hingga ampas dalam mok mengering dan membentuk pola-pola tertentu. Seorang peramal kemudian meramalkan nasib dan masa depan si peminum kopi dengan mengartikan pola-pola yang terbentuk oleh ampas kopi tersebut.
Unik bukan cara meramal seperti ini? Manggarai mungkin merupakan satu-satunya daerah di Indonesia yang memiliki cara meramal seperti ini, tetapi tidak di dunia. Sepengetahuan saya, jaman dahulu di Norwegia juga memiliki kebiasaan meramal dengan ampas kopi seperti ini. Baru-baru ini pula di Israel terdapat sebuah Coffee House yang menyediakan pelayanan plus dengan meramal dari ampas kopi.
Bagaimana kebiasaan toto kopi inipun hadir di Manggarai tidak diketahui secara pasti. Tanaman kopi sendiri bukanlah tanaman asli Manggarai, begitu pula kebiasaan minum kopi bukanlah kebiasaan asli Manggarai. Bisa jadi kebiasaan toto kopi ini juga dibawa masuk ke Manggarai oleh orang-orang Belanda yang dahulunya memperkenalkan kopi ke Manggarai. Kegiatan meramal sendiri adalah sesuatu yang dekat dengan kebudayaan Manggarai. Dalam acara-acara adat yang menggunakan hewan kurban, selalu diadakan kegiatan meramal atau biasa disebut toto urat. Jika dalam toto kopi seorang peramal membaca masa depan dari pola-pola yang terbentuk oleh ampas kopi, maka dalam toto urat, seorang peramal membaca tanda-tanda yang terdapat dalam usus hewan korban. Hasil ramalan digunakan sebagai acuan sebelum suatu acara adat atau kegiatan dilakukan.
Toto kopi bisa dikatakan acara tambahan dari kebiasaan ngopi orang Manggarai, walaupun tidak semua orang Manggarai menyukai acara satu ini. Saya pribadi jika sedang ngopi dengan seorang peramal, saya tidak akan melewati acara satu ini. Bukan karena saya mempercayai ramalan. Bagi saya mempercayai ramalan adalah mempercayai sesuatu yang tanpa dasar dan seorang peramal hanyalah meramal sesuatu yang tidak bisa diramal. Saya mengikuti toto kopi hanya untuk having fun, untuk rame-ramean. Ngopi orang Manggarai adalah sebuah kebiasaan yang dilakukan bersama-sama anggota keluarga atau kerabat untuk menghangatkan suasana dan toto kopipun biasanya dilakukan dalam suasana kebersamaan tersebut. Toto kopi membuat suasana kebersamaan itu akan terasa semakin hangat, penuh dengan canda tawa serta berbagai respon atas penerawangan sang peramal. Untuk mempercayai atau tidak hasil “membaca ampas kopi” oleh sang peramal, kembali ke masing-masing pribadi tentunya.
Tertarik untuk mencobanya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar