Akhirnya saya kembali ke titik nol. Titik dimana saya memulai semua perjalanan ini. Setelah menyapa merapi, setelah menikmati perpisahan dengan matahari di senggigih, setelah bermain ombak di calabay, setelah membasahi dahaga di sungai Mahakam, setelah menyentuh tugu katulistiwa, setelah kenyang makan pempek, setelah tau membuat papeda, setelah memancing di taliabu, setelah berkenalan dengan gamalama, setelah mencicipi suami dan ikan fufu, setelah sarapan pagi dengan nasi pulut unti, setelah kekenyangan makan ikan bakar dabu-dabu, setelah makan coto di losari, saya kemudian kembali ke titik ini, tempat semua perjalanan ini dimulai.
Kenapa? Lelahkah? Tidak, tidak pernah ada lelah dalam perjalanan saya, semuanya sangat indah dan menyenangkan dan semuanya terjalani dengan ikhlas. Atau sudahkah semuanya teraih? Belum, Jayawijaya belum juga teraih. Lalu mengapakah harus kembali ke titik awal ini? Hanya mengikuti bisikan hati kecil, menengok segala sesuatu yang telah lama ditinggal. Itu saja.
Lalu kapankah perjalanan ini akan diteruskan? Menunggu bisikan hati kecil. Haruskah semuanya mengikuti kata hati? Ya kadang-kadang, karena perjalanan ini haruslah membuat diri saya bahagia dan dapat menikmatinya pun memaknainya. Jadi buat apa jika hati kecil saya berontak, untuk apa saya berjalan jika hati kecil saya tidak mengingininya, bukan jumlah perjalanan yang saya kumpulkan tetapi bagaimana saya bisa menikmati pun memaknai semua perjalanan yang tercipta. Demikian.
Dan hari ini saya kembali ke titik nol. Ini bukanlah sebuah akhir, ini bagian dari perjalanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar