Syallom…
Hari raya PASKAH atau Easter Day merupakan peringatan tahunan yang dilakukan umat Kristiani di seluruh dunia untuk memperingati kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
Hari raya PASKAH atau Easter Day merupakan peringatan tahunan yang dilakukan umat Kristiani di seluruh dunia untuk memperingati kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
Kita merayakan Paskah pada tanggal yang berbeda-beda dari tahun ke tahun, antara tanggal 22 Maret-25 April, berbeda dengan Natal yang kita rayakan setiap tanggal 25 Desember. Mengapa perayaan paskah tidak mempunyai tanggal yang tetap seperti Natal???
Perayaan Passover dan Peristiwa Penyaliban Yesus
Sejarah Paskah sangat terkait erat dengan perayaan Passover (Paskah Yahudi) dan Musim Semi. Kata Paskah sendiri diyakini berasal dari Pesach (Passover). Passover merupakan festival tahunan kaum Yahudi yang dirayakan selama delapan hari untuk memperingati hari keluarnya kaum Israel dari Mesir melewati Laut Merah dibawah pimpinan Nabi Musa. Dalam penanggalan Yahudi, Passover diperingati dari tanggal 14-22 pada bulan Nisan yang merupakan bulan ke-7 dalam Penanggalan Lunisolar Yahudi. Dalam penanggalan Surya yang kita pakai sekarang, bulan Nisan terjadi antara bulan Maret dan April di mana waktu ketika matahari berada di titik musim semi (Vernal Equinok).
Vernal Equinok merupakan salah satu titik perpotongan antara bidang orbit Bumi (ekliptika) dengan bidang ekuator Bumi. Titik potong lainnya disebut Autumnal Equinok atau titik Musim Gugur. Dalam Penanggalan Surya, matahari berada pada titik Vernal Equinok pada sekitar tanggal 21 Maret, saat itu matahari mempunyai deklinasi sebesar 0. Fenomena ini menandakan permulaan musim semi (hari pertama musim semi) bagi Bumi belahan utara dan musim gugur bagi Bumi belahan selatan.
Menjelang perayaan Passover, Yesus untuk terakhir kalinya memasuki kota Jerussalem pada hari Minggu (Perayaan Minggu Palma). Pada hari Selasa, Yesus menjelaskan kepada murid-muridnya tentang tanda-tanda akan kedatangan keduaNya (second coming). Pada hari Rabu ketika Yesus berada di Betani, seorang wanita meminyaki kepalanya. Yesus menginterpretasikan sebagai sebuah tanda dari akhir perjalanan hidupnya (Matius 26:6-13; Markus 14:3-9). Pada Kamis, Yesus menikmati santap malam Passover bersama-sama dengan murid-muridnya yang sekaligus merupakan santap malam terakhirnya (Perayaan Kamis Putih). Hal ini menunjukkan bahwa malam itu sudah tanggal 14 Nisan di mana perayaan Passover dimulai. Keesokan harinya, pada hari Jumat, Yesus ditangkap dan disalib di Golgotha. Dari runtutan kejadian tersebut dapat dipahami bahwa penyaliban terjadi pada hari Jumat tanggal 14 Nisan. Dalam penanggalan Lunisolar Yahudi, pergantian hari terjadi ketika matahari tenggelam sehingga santap malam terakhir dan penyaliban terjadi pada hari dan tanggal yang sama yaitu Jumat tanggal 14 bulan Nisan. Dalam penanggalan yang didasarkan pada siklus penampakan bulan, tanggal 14 menandakan bulan sudah mencapai fase purnama. Awal bulan dalam penanggalan Yahudi mirip dengan penanggalan Babilonia dan penanggalan Hijriah (Islam) saat ini, yaitu ditandai dengan penampakan sabit bulan yang disebut hilal.
Berdasarkan kriteria visibilitas hilal dalam kurun waktu 10 tahun dari 25M - 35M untuk wilayah Jerussalem, diketahui bahwa tanggal 14 Nisan yang bertepatan dengan hari Jumat terjadi pada tahun 26M, 29M dan 33M. Untuk menentukan tahun mana yang paling tepat tentunya diperlukan beberapa informasi Astronomi lainnya. Apakah ketika tanggal 14 Nisan matahari sudah berada di titik Vernal Equinok? Jika jawabnya ya, maka kemungkinannya menjadi tinggal tahun 26M dan tahun 33M, jika sebaliknya, maka hanya ada satu kemungkinan, yaitu tahun 29M.
Sejarawan mencoba merunut kejadian Paskah dengan mengkaitkannya dengan peristiwa pemberontakan pada zaman Kaisar Tiberus yang dilakukan oleh Lucius Aelius Sejanus. Pemberontakan Sejanus diyakini terjadi sebelum peristiwa penyaliban terjadi. Dan diketahui bahwa pemberontakan tersebut terjadi pada tahun 31 M. Dengan melihat keterkaitan tersebut dapat disimpulkan bahwa penyaliban di bukit Golgotha terjadi pada tanggal 14 Nisan bertepatan dengan tanggal 3 April 33M. Kesimpulan ini akan lebih pasti jika informasi musim semi ketika itu diketahui.
Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa Peristiwa penyaliban Yesus terjadi pada tanggal 14 Nisan atau tanggal 3 April 33 M yang bertepatan dengan perayaan Paskah Yahudi dan musim semi.
Perayaan Paskah Oleh Jemaat Pertama
Bagi gereja mula-mula, setiap hari Minggu adalah hari Paskah, karena pada hari Minggulah Yesus bangkit dari kematian. Baru pada abad ke-2 , mulai ada jemaat-jemaat Kristen yang mengkhususkan hari Minggu tertentu untuk dirayakan sebagai hari Paskah setahun sekali. Namun, hal ini pun menimbulkan kebingungan. Hari Minggu yang mana yang dipilih sebagai hari Paskah? Terhadap hal ini, ada perbedaan yang muncul. Jemaat Kristen asal Yahudi berpendapat bahwa hari Paskah sebaiknya ditetapkan sama seperti Paskah Yahudi (Perayaan Passover), yaitu hari ke-14 bulan Nissan. Artinya, Paskah itu bisa jatuh pada hari apa saja. Sementara itu, jemaat Kristen yang berasal dari bangsa-bangsa lain berpendapat bahwa Paskah sebaiknya dirayakan pada hari Minggu. Untuk menjembatani perbedaan pendapat itu, pada tahun 325, dalam sebuah konsili (persidangan gerejawi) di Nicea, ditetapkan sebuah patokan bersama untuk menetapkan hari Paskah. Paskah dirayakan pada hari Minggu pertama sesudah bulan purnama yang jatuh pada atau sesudah tanggal 21 Maret, yaitu tanggal permulaan musim semi. Apabila bulan purnama itu jatuh pada hari Minggu, maka Paskah dirayakan pada hari Minggu berikutnya. Keputusan itu dipegang terus oleh semua Gereja di seluruh dunia hingga kini. Dengan patokan itu, setiap tahun Paskah jatuh antara tanggal 22 Maret dan 25 April.
Telur dan Kelinci Paskah
Telur (dan kelinci) merupakan simbol dari perayaan Paskah di berbagai gereja. Mengapa telur dijadikan suatu simbol dalam perayaan Paskah? Rupa-rupanya, haI ini lahir di Timur Tengah kuno. Orang Mesir dan Persia kuno punya suatu kebiasaan menghias telur yang kemudian menukarkannya dengan temannya. Kebiasaan ini kemudian diikuti oleh orang Kristen di Mesopotamia (daerah Irak-Iran sekarang), yaitu dengan memberikan telur-telur kepada orang lain pada perayaan Paskah untuk mengingatkan kebangkitan Yesus. Telur dipercayai sebagai simbol penciptaan, kesuburan, dan kelahiran baru. Di dalam cangkang telur yang diliputi kegelapan dan terbelenggu ada sebuah kehidupan saat sang induk memecahkan telurnya dan memberi kehidupan baru dan terang pada anaknya. Dulu orang sering merasa takjub karena dari dalam telur tiba-tiba bisa muncul suatu kehidupan baru. Keajaiban yang sama juga terjadi saat Yesus Krisus yang mati di salib bangkit kembali dari kematian pada hari ketiga. Selain telur, Paskah yang dalam bahasa Inggrisnya disebut easter -- konon diambil dari kata Ostara, Eastre, atau Eostre yang merupakan nama Dewi Musim Semi bangsa Anglo-Saxon --juga identik dengan kelinci. Maklum hewan imut ini merupakan simbol Sang Dewi. Kelinci itu sendiri menyimbolkan kesuburan dan kehidupan baru. Kelinci dikenal sebagai binatang yang memiliki banyak anak. Oleh karena sifatnya yang demikian, maka kelinci kemudian dijadikan lambang kehidupan yang berlimpah di dalam Kristus.
Salib dan Lonceng Paskah
Salib adalah symbol dari penyaliban ( pengorbanan), lawan dari kebangkitan. Pada Konsili Nicea Kaisar Constantine mengeluarkan aturan bahwa salib adalah lambang resmi dari Kekristenan. Salib tidak hanya menjadi symbol Paskah melainkan juga lebih luas lagi dipakai oleh Gereja, khususnya gereja Katolik, sebagai symbol iman mereka yang mengingatkan mereka atas kematian Kristus di atas kayu salib untuk menebus dosa umat manusia.
Sedangkan tradisi lonceng gereja muncul pertama kali dari Perancis atau Italia. Instrumen ini dibunyikan pada hari kamis putih , kamis sebelum paskah, lalu dibiarkan diam. Masa diam (period of silent) ini dimaksudkan sebagai masa merenung. Lonceng ini kemudian berdentang lagi pada hari paskah pada perayaan kemenangan atas maut dimana maut berhasil dikalahkan dan hidup yang baru kembali diraih.
Salib adalah symbol dari penyaliban ( pengorbanan), lawan dari kebangkitan. Pada Konsili Nicea Kaisar Constantine mengeluarkan aturan bahwa salib adalah lambang resmi dari Kekristenan. Salib tidak hanya menjadi symbol Paskah melainkan juga lebih luas lagi dipakai oleh Gereja, khususnya gereja Katolik, sebagai symbol iman mereka yang mengingatkan mereka atas kematian Kristus di atas kayu salib untuk menebus dosa umat manusia.
Sedangkan tradisi lonceng gereja muncul pertama kali dari Perancis atau Italia. Instrumen ini dibunyikan pada hari kamis putih , kamis sebelum paskah, lalu dibiarkan diam. Masa diam (period of silent) ini dimaksudkan sebagai masa merenung. Lonceng ini kemudian berdentang lagi pada hari paskah pada perayaan kemenangan atas maut dimana maut berhasil dikalahkan dan hidup yang baru kembali diraih.
Serba-serbi Paska
- Crucifixion atau penyaliban merupakan bentuk hukuman terberat yang berlaku pada zaman Tuhan Yesus, di samping bentuk-bentuk hukuman lainnya yang lazim pada waktu itu, seperti: cambuk, penjara dsb. Hukuman salib dijatuhkan pemerintah Romawi kepada penjahat-penjahat besar yang telah mengganggu stabilitas wilayah kekuasaan Roma.
- Eli, Eli, lama sabakhtani (bahasa Aram), artinya “Allahku, Allahku,mengapa Engkau meninggalkan aku?” Ini merupakan salah satu ucapan Yesus dikayu salib. Ucapan ini dapat dimengerti dalam terang ajaran Perjanjian Baru mengenai pendamaian. Di sini kita dapat melihat bagaimana Yesus menyamakan diri-Nya dengan manusia berdosa (bnd. Flp. 2:8). Dalam posisi yang demikian,maka ada suatu keterpisahan antara Allah dan manusia karena dosa. Dosa tidak lain adalah meninggalkan Allah. Oleh karena itu, akibat dosa yang paling hebat adalah ditinggalkan oleh Allah. Dan ketika Ia berteriak demikian, itu adalah karena kita!Jadi, ucapan tersebut bukanlah ekspresi perasaan kemanusiaan Yesus yang tengah menderita disalib, karena tokh Ia sudah pernah mengalami semua bentuk penderitaan dan kepedihan manusiawi yang paling berat dan itu tidak membuat-Nya mengaduh. Ucapan tersebut bukan pula ekspresi kekecewaan Yesus yang mengharap Allah akan menghadirkan dunia baru, karena bukan itu tujuan-Nya datang ke dunia. Bukan pula sekadar mengulangi Mzm 22:2 sebagai suatu latihan kesalehan. Teriakan itu diucapkan seolah suatu pertanda; pertanda akan bahaya dosa dan akibatnya, yakni ditinggalkan Allah.
- Getsemani (bahasa Aramnya adalah gat semen = perasan minyak) adalah nama sebuah bukit, tempat di mana Yesus berdoa dalam suatu pergumulan yang berat. Letaknya di timur Yerusalem, seberang lembah Kidron dekat Bukit Zaitun (Mat.26:30). Getsemani adalah tempat yang disenangi Yesus dan murid-murid-Nya sebagai peristirahatan, dan kemudian menjadi panggung kesengsaraan, pengkhianatan Yudas,dan penangkapan Yesus (Mrk. 14:35-52). Sikap Kristus di Getsemani (Luk. 22:41) memelopori kebiasaan orang Kristen untuk berlutut bila berdoa, mengingat orang Yahudi biasanya berdoa dengan berdiri dan menengadahkan kedua tangannya ke atas.
- Golgota (bahasa Aramnya adalah gulgolta = tengkorak) adalah nama sebuah bukit, tempat di mana Yesus disalibkan bersama dua penjahat besar lainnya (lih.Mat. 27:33; Luk. 23:33). Letaknya di luar Yerusalem, tidak jauh dari pintu gerbang kota dan dari jalan besar. Di dekatnya ada satu taman dengan satu kuburan.Tentang nama Golgota, ada 3 kemungkinan yang bisa terjadi: di tempat itu terdapat banyak tengkorak, tempat itu adalah tempat pelaksanaan hukuman mati,atau tempat itu sedikit banyak menyerupai tengkorak. Saat ini, belum diperoleh kepastian tentang tempat yang pasti dari Golgota.
- Quod scripsi scripsi (bahasa Latin), artinya “Apa yang sudah kutulis,tetap tertulis” (Yoh. 19:22). Kalimat ini dikatakan oleh Pontius Pilatus,ketika ia bersikeras untuk tetap memasang tulisan Iesus Nazarenus RexIudeorum (= INRI), artinya Yesus dari Nazaret Raja orang Yahudi, di ataskayu salib. Biasanya, di atas salib, ditaruh keterangan tentang alasan seseorang disalib.
- Quo vadis Domine (bahasa Latin), artinya, “Tuan, ke manakah tuan hendakpergi?” Ini adalah sebuah pertanyaan yang sangat terkenal dari Petrus. Konon,ketika Petrus telah ditetapkan untuk dihukum mati oleh Kaisar Nero di Roma, ia melarikan diri ke luar kota Roma. Di luar pintu gerbang kota, Petrus bertemu dengan seorang laki-laki yang hendak memasuki kota. Maka terjadilah percakapan antara Petrus dengan laki-laki itu:Petrus : Tuan, ke manakah tuan hendak pergi? (Bhs. Latin :“Quo VadisDomine”)
Lelaki : Aku hendak pergi ke Roma untuk disalibkan (kemudian Petrus mengenal bahwa lelaki itu adalah Tuhan Yesus sendiri).
Petrus : Tuhan, bukankah Engkau hanya sekali saja disalibkan? Lelaki : Aku melihat engkau melarikan diri dari kematian dan Aku hendak menggantikanmu.
Petrus : Tuhan, aku pergi. Aku akan memenuhi perintah-Mu.
Lelaki : Jangan takut, karena Aku menyertaimu.
Kemudian Petrus kembali ke dalam kota dan dengan sukacita menjalani hukuman matinya. Ketika hendak disalibkan, ia meminta untuk disalibkan dengan kaki keatas dan kepala ke bawah. Petrus mengatakan bahwa ia tidak layak disalibkan seperti Tuhannya. - Yudas Iskariot tercatat dalam keempat Injil sebagai murid Yesus yang mengkhianati-Nya. Banyak orang yang bertanya mengapa Yudas Iskariot sampai mengkhianati Gurunya. Sebenarnya, Yudas Iskariot itu bukanlah orang yang biasa. Ia bukanlah nelayan seperti Petrus dan beberapa murid lainnya. Iskariot adalah nama sebuah kelompok nasionalis orang yahudi yang paling fanatik, yang bermusuhan dengan pemerintah Romawi. Kata “iskariot” itu berasal dari kata sikarios (Lat), yang artinya pisau belati. Jadi, dapat dikatakan bahwa Yudas Iskariot tadinya adalah bagian dari orang-orang yang mengangkat pedang terhadap penguasa Romawi.Dari latar belakang yang demikian, sebenarnya kita dapat mengetahui pandangan ideologi yang dianutnya, yakni bahwa ia memiliki pengharapan mesianis politik.Yudas berharap agar Yesus dapat menjadi mesias secara politik yang mengangkat pedang terhadap pemerintah Romawi.
***Diambil Dari Berbagai Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar