Saya tidak yakin bahwa saya akan langsung hamil setelah menikah. disamping karena saya dan suami tinggal berjauhan dan hanya ketemu di akhir pekan, saya pikir faktor kesibukan kami berdua menjadi alasan saya akan sulit hamil dalam waktu cepat. bukan karena menolak atau belum siap dengan anugrah Tuhan yang luar biasa ini, namun saya hanya merasa tidak yakin :).
Telat datang bulan setelah sebulan menikah tidak pernah saya ambil pusing, bahkan karena kesibukan saya diakhir tahun yang begitu tinggi, saya bahkan lupa kalau bulan November saya telat datang bulan. Saya masih melakukan kegiatan rutin saya, ke kantor, ke kawasan, melakukan pelatihan pemandu wisata di Loh Liang dan Kampung Rinca bahkan saya masih sempat snorkling di Pink Beach Komodo. Hanya saja, saya sempat terserang diare hebat di kampung Rinca. karena lemes, saya sempat dipijat oleh nenek2 disana. Nenek tersebut kemudian bilang kalau saya sedang hamil. Rada takjub, saya kemudian tes ke puskesmas Rinca, hasilnya negativ. Kembali ke Labuan Bajo, saya kemudian periksa ke dokter praktek, setelah dicek, hasilnyapun negativ. Walau hasilnya negativ, tetapi perasaannya saya berkata lain, saya ngerasa saya memang hamil. saya kemudian mengecek sendiri dengan tespack, dan skitar tanggal 20 Desember, hasil tespack saya positiv.
Senang, kaget, bersyukur jadi campur aduk. Liburan Natal saya kemudian pulang ke Ruteng dan kisah sengsara itu dimulai. awalnya saya pingsan di Gereja di malam natal kemudian mengalami bercak darah, karena ketakutan saya kemudian memeriksakan diri ke dokter Sp.og. kata dokter bercak darah tersebut biasa dialami ibu di awal kehamilan karena proses melekatnya sel telur yang telah dibuahi di dinding rahim.
Sekembalinya dari dokter, saya mulai ngalami mual-mual, dan setelah tahun baru, mual saya kemudian disertai muntah-muntah hebat. sampai kemudian oleh dokter saya direkomendasikan untuk dirawat di rumah sakit. Dua hari dirawat di rumah sakit, saya kemudian dipulangkan ke rumah. Hari-hari kemudian saya lewati dengan muntah dan muntah. semua yang saya makan tidak pernah bertahan lama dalam perut. Saya juga kemudian menjadi sensitif dengan berbagai macam bau. mulai bau masak-masakan, parfum, kosmetik dan yang lebih parahnya saya sangat tidak suka dengan bau badan suami saya. hehehhe
Dan kisah sengsara itu pelan-pelan berakhir saat usia kehamilan saya menginjak 3 bulan.Hingga pada bulan Maret 2014 saya kemudian kembali ke Labuan Bajo dan kembali masuk kantor.
Dan skarang,saat ini saya sangat bersyukur bahwa saya melewati semua masa-masa sengsara itu.Selalu ada pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu yang berharga,malaikat kecil yang saat ini tumbuh sehat dalam kandunganku. Dan satu yang selalu kuingat adalah bahwa tidak semua orang dipercayakanNya untuk dititipi malaikat kecil dan saya salah satu yang terpilih, so blessed I am.So..ibu-ibu muda yang mungkin juga mengalami kisah sengsara seperti saya di awal kehamilan,yang sabar ya,yakinlah semua akan berlalu dan akan terbayar satu demi satu ;).
Ps.saat ini saya lagi senang-senangnya menikmati tendangan dan gerakannya, so amazing ;)